Afterseventeen.story

Friday, December 15, 2006

Bejatnya Istri Aparat

Nadia (27) adalah seorang perempuan yang memunyai tubuh yang langsing namun berisi juga wajahnya yang cantik membuat kagum siapa saja yang melihatnya termasuk sesama perempuan. Ditengah kesibukannya mengurus suami, yaitu Dani (33) dan juga kedua anaknya yang masih balita, ia masih sempat meluangkan waktunya melakukan aerobik untuk menjaga kebugaran dan mempertahankan bentuk tubuhnya itu supaya terlihat indah dan tampil sexy. Hal ini dilakukannya paling banyak tiga kali dalam satu minggu. Gaji suaminya sebagai polisi membuat dirinya hidup dengan pas-pasan, untuk pergi ke tempat aerobik saja ia harus menggunakan jasa taksi atau angkutan umum begitupun untuk pulangnya. Namun ia merasa senang dengan kegiatannya itu, di sana ia bisa mendapatkan banyak teman baru. Diantara kebanyakan kenalannya, hanya satu orang yang dekat dan akrab dengannya, orang itu adalah Indah (29) tahun, selain orangnya baik umur indah dengan dirinya tidak terlalu jauh, sehingga ia tidak canggung dan merasa nyambung kalo ngobrol. Karena indah juga kini ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos taksi atau angkutan umum untuk pulang ke rumah, karena indah setiap sudah aerobik selalu dijemput oleh suaminya, Hardi (35), seorang anggota DPRD di kota Sukabumi.

Kedekatannya dengan Indah juga suaminya semakin akrab saja dan membuat mereka sesekali saling berkunjung kerumahnya masing-masing dan saling mengenalkan suaminya kepada mereka. Dari kedekatan itu pula Hardi diam-diam merasa tertarik dan menyukai Nadia. Hal ini terbukti ketika ia yang sengaja datang ke tempat aerobik untuk menemui Nadia, meski istrinya tidak sedang berada di sana. “eh mas hardi, ngapain ke sini mas, kan the Indahnya tidak kemari” tanyanya yang hendak pulang itu. “anu nad, saya mau ngajak kamu makan siang, kamu mau kan?” ajaknya. “lagian kamu juga pasti belum makan” tambahnya. “gimana ya mas hardi” jawabnya pura-pura dengan keraguannya itu, padahal ia sangat mau sekali dengan ajakannya untuk makan siang. “ah pasti mas hardi mengajakku ketempat yang makanannya enak-enak dan mahal-mahal”, gumamnya dalam hati. “iya deh mas aku mau, tapi jangan lama-lama ya aku takut suamiku sudah ada di rumah menungguku” mengiyakan ajakannya. Kemudian Hardi menuntunya ke dalam mobil sedan mewahya itu. “mas, kita mau makan dimana?” Tanya nadia. “bagaimana kalo kita ke puncak, disana banyak restaurant dan pemandangan sangat bagus” jawabnya. “mmm boleh juga, tapi jam 4 sore saya harus sudah ada rumah lho mas” pintanya dan mengiyakan ajakan makan siangnya di puncak-bogor. Kemudian dilihatnya jam yang ada ditangannya itu, rupanya masih jam 10. ah cukuplah, pikir hardi.

Setelah sesampainya di sana kemudian mereka menuju restaurant yang terlihat cukup megah siap menyantap makanan yang tersedia di sana. Meja tempat mereka makan berada tepat berada di dekat seperti jendela besar yang tidak berkaca itu, sehingga mereka dapat melihat ke luar sana gedung-gedung atau rumah-rumah serta pemandangan lainnya yang cukup membuat mereka takjub dengan semua yang dilihatnya waktu itu di tambah udara di sana sangat sejuk, serasa ingin berlama-lama berada di sana. Setelah keduanya kenyang degan semua makanan tadi, kemudian Nadia menyuruh hardi untuk mengantarkan ia pulang. “mas, kita pulang yu!” ujarnya. Hardi ridak menjawabnya dan kembali menuntunnya masuk ke dalam mobil. Namun nadia merasa heran dan aneh karena mobilnya bukannya mengarah ke jalan pulang menuju sukabumi tapi malah keluar dari jalan utama dan masuk ke jalan kecil yang tampak penuh dengan rumah-rumah megah dan mewah serta bentuknya yang bagus-bagus. “lho, mas kita mau kemana sekarang, ini kan bukan menuju jalan pulang” tanyanya. “kita ke vila mas har dulu ya, soalnya udah lama saya dan istri saya ga pernah ke sini lagi, sekalian aku mau ngecek takut kenapa-kenapa dengan vila saya. Jawabnya penuh alasan. Karena mobilnya sudah menuju ke vila mas hardi, nadia terpaksa mengikuti kemauannya tanpa memprotesnya. “nah itu dia vila mas har, gimana bagus ga” tanyanya sambil tangannya menunjuk ke sebuah villa. “bagus mas, oh iya mas mas hardi sama teh indah suka ngapain kalo ke sini” balik bertanya. “mmm ya gitu deh” jawabnya. “gitu gimana” nadia pura-pura tidak mengerti. “hah udah sampai, kita masuk yu!” ajaknya setelah sampai di villa itu. “wah besar amat mas, kaya istana aja, coba aku punya rumah sebesar dan semegah ini” gumam nadia. “oh jadi kamu pingin punya rumah seperti ini ya” godanya. “iya lah mas, semua orang juga pasti pengen rumahnya sebagus ini” jawabnya kembali.
“mmm bener nih kamu mau”

“tentu dong mas, emang mas hardi mau ngasih rumah ini sama saya”

“iya tapi bukan yang ini, nanti deh saya beliin rumah kaya gini buat kamu dekat sini juga, tapi ..”

“tapi kenapa mas” sela nadia.

“tapi kamu harus menjadi istri tidak resmi mas har terus kamu juga harus mau kalo mas har kepengin gituan sama kamu, gimana?”

“ah mas hardi, ujungnya selalu ada maunya, saya sih mau aja melayani mas har kalo lagi kepengen, tapi saya minta kalo mas har bersikap biasa-biasa saja ketika saya berada dengan suami saya juga ketika ada istri mas, saya takut ketauan sama mereka”

“tenang aja nad, mas har juga ngerti, masalah waktu dan tempat kita atur lagi nanti, nah sekarang mas har lagi pengen nih, kamu mau kan ngelayanin mas sekarang”

“hue si mas bisa aja” manja sambil mencubit tangan hardi.

Akhirnya di siang bolong itu mereka melakukan pergumulan selama hampir tiga jam. “awas ya mas, kalo ga dibeliin saya laporkan ke suami saya, dia kan polisi” ancamnya dengan manja. “ngancem nih ceritanya” jawabnya sambil tersenyum kecil.
“pulang yu mas!”

“iya, udah sore nih, ntar bisa ketauan sama suami kamu lagi”

Merekapun segera kembali ke Sukabumi. Setelah itu mereka menjadi sangat sering sekali melakukannya, tentunya setiap ada kesempatan. Terkadang mereka melakukannya di rumah Nadia ketika suaminya sedang bekerja atau di rumahnya hardi atau di hotel, mobil dan tentu saja di villa yang dibelikan hardi untuk nadia. Nadia yang istri aparat itu bukannya menjaga kehormatan suamiya itu malah berhianat demi sebuah kemewahan, begitu juga dengan hardi, sebagai anggota DPRD bukannya memberikan contoh yang terpuji malah melakukan sebaliknya.




Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:52 PM

1 Komentar:

Hi Erla, tulisan2nya after 17 beneran :D
pasang shoutbox dong
Makasih ya udh mampir.

December 22, 2006 at 3:41 PM  

Post a Comment

<< Home