Afterseventeen.story

Friday, December 8, 2006

Mama Dan Anak

Sejak kepergian suaminya bu Desi harus membanting tulang untuk membiayai keperluan kedua anaknya yang masih kecil-kecil itu, Anto anaknya yang paling besar kini berusia 14 tahun sedangkan anaknya yang paling kecil intan masih berusia 5 tahun. Untungnya harta warisan mendiang suaminya lumayan banyak dan juga dari gaji pensiunannya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan anak-anaknya. Anto sebagai anaknya yang paling besar dan cukup mengerti dengan keadaann ibunya itu tentunya tidak ingin lebih merepotkannya sehingga ia mencoba bersikap sabar dan tidak bermanja-manjaan kepada ibunya. Sering ia melihat ibunya itu duduk sendirian di ruang keluarga keliatan sangat murung dan sedih seperti tengah melamunkan sesuatu, dihampirinya dengan maksud untuk menanyakannya. "bu, sudahlah, ibu ga usah terlalu dipikirkan lagi kepergian bapa, ntar ibu malah sakit lagi" ujar anaknya terhadap ibunya. kemudian ia memandang wajah anaknya yang terlihat manis itu dengan penuh arti "ya nak, ibu juga lagi berusaha ngelupain bapa mu itu" jawabnya dengan mata seperti mau menangis. Kemudian dirangkulnya anaknya itu sangat erat dan disandarkannya ke bahunya dengan tangan mengelus-elus rambut anaknya itu dengan lembut.

Anto sempat melihat wajah ibunya yang kelihatan sedih itu dilihatnya pula oleh ibunya dengan memberikan senyuman kecil. Kemudian anto memeluk ibunya itu dengan tangan melingkar ke tubuh ibunya sehingga tanganya sedikit menyuntuh payudara ibunya itu. Ibunya pun merasakan kalo kedua payudaranya itu telah tersentuh oleh anto anaknya itu, karena lama sekali mereka saling berdempetan rupanya bu desi sedikit terangsang, meski itu oleh anaknya sendiri. "anto maukan nolongin ibu?" tanyanya. Mendengar pertanyaan itu anto langsung bangkit dan melepaskan diri dari pelukan ibunya "nolongin apa bu?, katakan saja anto pasti mau nolongin ibu" jawabnya. "ibu pengen .." diam tidak melanjutkan karena takut dan ragu untuk mengatakannya kalo dirinya menginginkan anaknya itu menggauli dirinya. "pengen apa bu, katakan saja" desaknya penasaran. "tapi kamu jangan marah ya to" wajahnya sedikit agak memelas. "marah, marah kenapa bu, anto kan anak ibu, masa sih tega ga mau nolongin ibu kandungnya sendiri, emang ibu minta ditolongin apa sama anto" kemudian bu desi menceritakan perihal hasratnya untuk digauli kepada anaknya itu. mendengan perkataan itu anto langsung kaget, namun ia masih terdiam dan memikirkan keinginan ibunya itu. "tapi bu, aku kan anak kandung ibu sendiri" ujarnya memcahkan keheningan yang diciptakannya. "ibu hanya pingin to, kalo kamu ga mau juga ga apa-apa" terdiam sebentar "maafkan ibu ya to, ibu salah telah mengarakannya sama kamu" lanjutnya. Tidak tega melihat ibunya seperti itu akhirnya ia pun langsung memeluk ibunya diciuminya bibir ibunya itu penuh mesra. Melihat anaknya seperti itu kemudian bu desi semakin bersemangat dan bergairah terlihat wajahnya kini tidak tampak sedih seperti tadi. Tangan bu desi sedang mengocok kontol anaknya sedangkan anto sendiri tanpa dibimbing lagi langsung meremas-rema kedua payudara ibunya. "akkh" desahan kecil keluar dari mulut bu desi. Tidak lama setelah itu keduanya tampak terlihat sudah telanjang bulat, entah siapa yang memulainya membuka seluruh pakaiannya karena mereka sendiri tidak sadar karena terbawa oleh suasana yang mendebarkan itu. Akhirnya saat itu juga mereka melakukan hubungan yang sangat intim seperti layaknya suami istri. Anak dan ibu itu melakukan pergumulan cukup lama sekali sehingga mereka akhirnya tertidur pulas karena kecapean. Setelah ibunya itu hamil akhirnya mereka kini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat baru yang tidak diketahui oleh para teteangganya itu, karena ia takut dan malu sekali dengan tetangganya yang lain apabila melahirka anak disitu yang mana anak itu adalah anak dari benih anaknya sendiri. Setelah pindah rumah akhirnya bu desi dikaruniai seorang anak dari anto anaknya sendiri dan berniat untuk menambah lagi. Meski demikian bu desi tidak pernah menuntut materi kepada anto, sebab ia tau kalo anaknya itu masih sekolah dan berharap setelah ia dewasa dan sudah bekerja anaknya itu mau terus menemai hidupnya sampai ajal menjemputnya.



Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 3:14 AM

0 Komentar:

Post a Comment

<< Home