Afterseventeen.story

Saturday, December 23, 2006

Good Father

Sebagai seorang suami, Jerry (42) cukup menderita dalam urusan seksnya, bagaimana tidak semenjak Fanny (38), istrinya itu sering berpergian ke luar kota menemani atasannya untuk tugas kantor. Di saat-saat birahi seknya sedang meningkat ia hanya bisa melakukannya dengan cara mastrubasi. pernah suatu ketika ketika dirinya sedang melakukan mastrubasi di ruang keluarga dengan menonton blue film ia cukup dikagetkan dengan kedatangan Ranti (18) secara tiba-tiba.

"ih papah lg ngapain?, ko anunya di gitu-gituin"

"eh kamu" buru-buru memasukan kembali kontolnya.

Ranti kemudian pergi ke kamar hendak menggati pakaian sekolahnya.
Tanpa sepengetahuannya Jerry mengikuti dari belakang.

"ran, kamu jangan bilang sama mama kamu ya! papah tadi terpaksa, soalnya mama kamu sering ga ada di rumah"

"iya pah, ranti juga ngerti koq"

"oh iya gimana tadi ujiannya, bisa ga?"

"bisa dong pah, ranti kan belajar terus"

"baguslah kalo gitu"

"pah kalo papah merasa kesepian, trus mau gituan, ranti juga bersedia"

"tapi" tidak melanjutkan.

"ga apa-apa koq pah, ranti janji ga bilang sama mama"

Setelah mendengar ucapannya itu jerry langsung mendekati ranti dan meraih tangannya untuk diciumi.

"makasih ran, kamu memang anak papah"

Dilumatnya bibir ranti penuh gairah, rantipun membalas lumatan ayah kandungnya sendiri. setelah itu direbahkannya tubuh ranti di atas kasur dan mulai melepaskan seluruh pakaian sekolahnya serta branya, matanya agak terpejam serta rintihan kecil keluar dari mulutnya karena tidak kuasa menahan kegelian cumbuan bibir ayahnya di lehernya itu. mulutnya kini memburu kedua payudara ranti yang cukup gede untuk seusianya, sesekali digigitnya kedua putingnya bergantian dan meremas-remas oleh tangan kasar ayahnya. ranti tampak menikmati remasan di kedua payudaranya, ini benar benar pertama kalinya ia merasakan kenikmatan seperti itu.

Setelah agak lama memainkan kedua payudaranya, jerry mulai ke bawah lagi, rok warna abu-abu yang masih dikenakan rantipun segera dilucutinya, ia mulai memegang daerah kemaluannya dan menggesek-gesekannya serta menjilatinya meski masih terbungkus cd nya itu. Kali ini desahannya mulai keluar lagi dan agak keras dari yang tadi. Tak lama suara desahan itu keluar dari mulut anaknya itu, jerry mulai menanggalkan cdnya sehingga kini ia bisa melihat langsung memeknya yang tidak berjembut itu. Kemudian jerry kembali melanjutkannya, ia menjilati memeknya dan sesekali ia memasukan ketiga jarinya ke dalam lubang vagina, "akh akh mmm"

"hmm gimana ran, enak ga?" tanya jerry dengan senyum memandang wajah anaknya.

"enak pah, terusin pah!"

Kemudian sang ayahpun kembali meneruskan pekerjaannya itu. Kini jerry mulai melepaskan seluruh pakaiannya dan menyuruh ranti untuk memainkan kontolnya. Rantipun segera mendekatinya da meraih kontol ayahnya dan mulai mengocok-ngocok serta mengulumnya. "ah" erangnya "enak ran, papah suka kontol papah dikulum sama kamu, ran kontol papah gede ga?" tanyanya. "bukan gede lagi, gede pokoknya" jawabnya. Jerry tersenyum senang pujian yang diberikan anaknya itu.

"ran sekarang aja ya?, papah udah kepengen nih"

"boleh pah"

Kemudian ranti disuruh memasang posisi nungging, sementara jerry mulai memasukan kontolnya dari belakang. "aw" erangnya saat pertama kali kontol itu mulai masuk.
"Pelan-pelan aja dulu pah, ranti kan baru pertama kali ini melakukannya" pintanya.
Jerry tak menjawabnya karena ia juga tahu dan mengerti kalo memek anaknya itu masih perawan. Dengan pelan-pelan ia mulai menggenjot-genjotkan kontolnya, baru setelah agak lama genjotannya sedikit dipercepat. "akhhh akhhh sakit pah sakit" erangnya. "tenang ran, sebentar lagi pati terbiasa dan tidak sakit lagi" ujarnya.
Tidak hanya genjotannya dipercepat tapi tusukannya juga semakin dalam saja, rantipun kembali mengerang "akhhh akhhhh uh enak juga ya pah"

Setelah berjam-jam dilakukannya dengan berbagai style akhirnya merekapun menyudahinya, karena kelelahan merekapun tidur bersama sampai terbangun kembali malamnya serta melanjutkan pergumulannya di kamar mandi. Jerry tak lagi gelisah dengan masalah seksnya, karena ia kini sudah mempunyai pengganti istrinya saat ia menginginkannya, yaitu anaknya sendiri ranti. Bahkan sampai ranti sudah menikah, hal ini tidak membuat mereka berhenti malah mereka berdua bak seperti pasangan suami-istri yang baru nikah, bisa dibilang mereka melakukannya hampir tiap hari. Meski demikian mereka melakukannya dalam kesempatan yang baik, biar istri dan suami anaknya tidak mengetahui.




Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 12:44 AM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Friday, December 15, 2006

Bejatnya Istri Aparat

Nadia (27) adalah seorang perempuan yang memunyai tubuh yang langsing namun berisi juga wajahnya yang cantik membuat kagum siapa saja yang melihatnya termasuk sesama perempuan. Ditengah kesibukannya mengurus suami, yaitu Dani (33) dan juga kedua anaknya yang masih balita, ia masih sempat meluangkan waktunya melakukan aerobik untuk menjaga kebugaran dan mempertahankan bentuk tubuhnya itu supaya terlihat indah dan tampil sexy. Hal ini dilakukannya paling banyak tiga kali dalam satu minggu. Gaji suaminya sebagai polisi membuat dirinya hidup dengan pas-pasan, untuk pergi ke tempat aerobik saja ia harus menggunakan jasa taksi atau angkutan umum begitupun untuk pulangnya. Namun ia merasa senang dengan kegiatannya itu, di sana ia bisa mendapatkan banyak teman baru. Diantara kebanyakan kenalannya, hanya satu orang yang dekat dan akrab dengannya, orang itu adalah Indah (29) tahun, selain orangnya baik umur indah dengan dirinya tidak terlalu jauh, sehingga ia tidak canggung dan merasa nyambung kalo ngobrol. Karena indah juga kini ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos taksi atau angkutan umum untuk pulang ke rumah, karena indah setiap sudah aerobik selalu dijemput oleh suaminya, Hardi (35), seorang anggota DPRD di kota Sukabumi.

Kedekatannya dengan Indah juga suaminya semakin akrab saja dan membuat mereka sesekali saling berkunjung kerumahnya masing-masing dan saling mengenalkan suaminya kepada mereka. Dari kedekatan itu pula Hardi diam-diam merasa tertarik dan menyukai Nadia. Hal ini terbukti ketika ia yang sengaja datang ke tempat aerobik untuk menemui Nadia, meski istrinya tidak sedang berada di sana. “eh mas hardi, ngapain ke sini mas, kan the Indahnya tidak kemari” tanyanya yang hendak pulang itu. “anu nad, saya mau ngajak kamu makan siang, kamu mau kan?” ajaknya. “lagian kamu juga pasti belum makan” tambahnya. “gimana ya mas hardi” jawabnya pura-pura dengan keraguannya itu, padahal ia sangat mau sekali dengan ajakannya untuk makan siang. “ah pasti mas hardi mengajakku ketempat yang makanannya enak-enak dan mahal-mahal”, gumamnya dalam hati. “iya deh mas aku mau, tapi jangan lama-lama ya aku takut suamiku sudah ada di rumah menungguku” mengiyakan ajakannya. Kemudian Hardi menuntunya ke dalam mobil sedan mewahya itu. “mas, kita mau makan dimana?” Tanya nadia. “bagaimana kalo kita ke puncak, disana banyak restaurant dan pemandangan sangat bagus” jawabnya. “mmm boleh juga, tapi jam 4 sore saya harus sudah ada rumah lho mas” pintanya dan mengiyakan ajakan makan siangnya di puncak-bogor. Kemudian dilihatnya jam yang ada ditangannya itu, rupanya masih jam 10. ah cukuplah, pikir hardi.

Setelah sesampainya di sana kemudian mereka menuju restaurant yang terlihat cukup megah siap menyantap makanan yang tersedia di sana. Meja tempat mereka makan berada tepat berada di dekat seperti jendela besar yang tidak berkaca itu, sehingga mereka dapat melihat ke luar sana gedung-gedung atau rumah-rumah serta pemandangan lainnya yang cukup membuat mereka takjub dengan semua yang dilihatnya waktu itu di tambah udara di sana sangat sejuk, serasa ingin berlama-lama berada di sana. Setelah keduanya kenyang degan semua makanan tadi, kemudian Nadia menyuruh hardi untuk mengantarkan ia pulang. “mas, kita pulang yu!” ujarnya. Hardi ridak menjawabnya dan kembali menuntunnya masuk ke dalam mobil. Namun nadia merasa heran dan aneh karena mobilnya bukannya mengarah ke jalan pulang menuju sukabumi tapi malah keluar dari jalan utama dan masuk ke jalan kecil yang tampak penuh dengan rumah-rumah megah dan mewah serta bentuknya yang bagus-bagus. “lho, mas kita mau kemana sekarang, ini kan bukan menuju jalan pulang” tanyanya. “kita ke vila mas har dulu ya, soalnya udah lama saya dan istri saya ga pernah ke sini lagi, sekalian aku mau ngecek takut kenapa-kenapa dengan vila saya. Jawabnya penuh alasan. Karena mobilnya sudah menuju ke vila mas hardi, nadia terpaksa mengikuti kemauannya tanpa memprotesnya. “nah itu dia vila mas har, gimana bagus ga” tanyanya sambil tangannya menunjuk ke sebuah villa. “bagus mas, oh iya mas mas hardi sama teh indah suka ngapain kalo ke sini” balik bertanya. “mmm ya gitu deh” jawabnya. “gitu gimana” nadia pura-pura tidak mengerti. “hah udah sampai, kita masuk yu!” ajaknya setelah sampai di villa itu. “wah besar amat mas, kaya istana aja, coba aku punya rumah sebesar dan semegah ini” gumam nadia. “oh jadi kamu pingin punya rumah seperti ini ya” godanya. “iya lah mas, semua orang juga pasti pengen rumahnya sebagus ini” jawabnya kembali.
“mmm bener nih kamu mau”

“tentu dong mas, emang mas hardi mau ngasih rumah ini sama saya”

“iya tapi bukan yang ini, nanti deh saya beliin rumah kaya gini buat kamu dekat sini juga, tapi ..”

“tapi kenapa mas” sela nadia.

“tapi kamu harus menjadi istri tidak resmi mas har terus kamu juga harus mau kalo mas har kepengin gituan sama kamu, gimana?”

“ah mas hardi, ujungnya selalu ada maunya, saya sih mau aja melayani mas har kalo lagi kepengen, tapi saya minta kalo mas har bersikap biasa-biasa saja ketika saya berada dengan suami saya juga ketika ada istri mas, saya takut ketauan sama mereka”

“tenang aja nad, mas har juga ngerti, masalah waktu dan tempat kita atur lagi nanti, nah sekarang mas har lagi pengen nih, kamu mau kan ngelayanin mas sekarang”

“hue si mas bisa aja” manja sambil mencubit tangan hardi.

Akhirnya di siang bolong itu mereka melakukan pergumulan selama hampir tiga jam. “awas ya mas, kalo ga dibeliin saya laporkan ke suami saya, dia kan polisi” ancamnya dengan manja. “ngancem nih ceritanya” jawabnya sambil tersenyum kecil.
“pulang yu mas!”

“iya, udah sore nih, ntar bisa ketauan sama suami kamu lagi”

Merekapun segera kembali ke Sukabumi. Setelah itu mereka menjadi sangat sering sekali melakukannya, tentunya setiap ada kesempatan. Terkadang mereka melakukannya di rumah Nadia ketika suaminya sedang bekerja atau di rumahnya hardi atau di hotel, mobil dan tentu saja di villa yang dibelikan hardi untuk nadia. Nadia yang istri aparat itu bukannya menjaga kehormatan suamiya itu malah berhianat demi sebuah kemewahan, begitu juga dengan hardi, sebagai anggota DPRD bukannya memberikan contoh yang terpuji malah melakukan sebaliknya.




Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:52 PM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Dibalik Kesetiaan Istri Lurah

Sabtu itu sekitar jam 1, bu Novi (39) hendak meminta izin kepada suaminya pak Parno (43) untuk pergi ke Kantor Kelurahan tempat suaminya bekerja untuk menghadiri acara dengan ibu-ibu PKK kelurahan setempat. Dengan senang hati pak Parno mengizinkan istrinya itu, namun ia berpesan agar setelah selesai acaranya agar langsung pulang ke rumah. Kemudian bu Novi meraih tangan pak Parno dan menciumnya sebelum akhirnya meninggalkannya. Pak Parno merasa bangga melihat istrinya yang selalu aktif dalam setiap acara yang dilakukan oleh Keluarahan yang dipimpinnya itu. selain itu ia juga mampu memberikan pelayanan sebagai ibu rumah tangga, baik kepada dirinya maupun terhadap ke-empat anaknya, sehingga ia merasa percaya sepenuhnya kepada istrinya itu.

Sesampainya di Kantor Kelurahan bu Novi disambut oleh pak Dodi (42) salah satu pegawai staff di Kelurahan itu yang telah menunggunya dari tadi. diraihnya tangan bu Novi dan dibimbingnya menuju ruangan yang ada paling pojok. Ruangan itu adalah ruangan tempat dimana pak Dirman (53) tinggal, pak Dirman sendiri adalah salah satu pekerja/pesuruh di Kantor Kelurahan tersebut. Meski ruangan itu tidak ada apa-apanya namun memiliki kasur sekedar tempat untuk tidur dirinya, ia terpaksa tinggal di situ karena semenjak cerai dengan istrinya pak Dirman sampai saat ini tidak mampu mengontrak rumah. Kemudian pak Dodi mengeluarkan kunci dari saku celananya hendak membukakan pintu ruangan tersebut, kunci tersebut didapatkannya dari pak Dirman pada hari sebelumnya. Mereka berdua masuk dan tidak lupa menguncinya dari dalam. Sebelum mengajaknya ke kasur, pak Dodi sempat menanyakan kepada bu Novi saat dirinya masih dirumahnya. “say, tadi gimana di rumah? Suamimu curiga ga kalo kamu sebenarnya ga ada acara dengan ibu-ibu PKK?” tanyanya. “ngga, baginya aku adalah istri setia, jadi dia percaya aja kalo aku ada acara, akang tenang aja” jawabnya. “baguslah kalo gitu, kamu hebat saying” pujinya. Kemudian pa Dodi memangku tubuh bu Novi dan membawanya kemudian membaringkannya di kasur itu. Keduanya tertawa kecil penuh kemenangan, mereka tampak seperti remaja yang sedang memadu kasih, canda-tawa; manja; dan romantis berbaur menghiasi suasana saat itu. Satu demi satu pak Dodi melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan Bra dan CD nya yang berwarna putih serta melepaskan bajunya sendiri namun tidak dengan celana panjangnya. Sambil saling melumat bibirnya masing-masing, pak tangan pak Dodi memburu memeknya bu Novi yang masih terbungkus oleh cd nya itu, di usap-usap serta di gesek-geseknya tangannya di sekitar vaginanya. Dirasakannya gumpalan daging yang tebal itu oleh pak Dodi. Tubuh bu Novi sedikit menggelinjang karena merasa nikmat gesekan tangan pada kemaluannya itu.

Meski sudah beranak empat namun tubuhnya masih tampak segar, kulitnya yang putih dan mulus membuat pak Dodi semakin terangsang. Kini pak Dodi benar-benar melepaskan celana panjangya itu serta cd nya begitu juga dengan bu Novi bra dan cd nya kini sudah dilucuti oleh laki-laki perkasa itu. “say, kontolku nih, kamu ituin juga ya” suruhnya sambil memasang posisi berbaring. Bu novi tidak menjawabnya hanya tersenyum kecil karena sudah mengerti apa yang diinginkannya. Kemudian ia meraih kontol itu dengan tangan dan mulai mengulumnya. “akh” erang pak dodi sambil matanya terpejam dengan wajah seakan menatap ke langit-langit kamar itu, merasakan nikmatnya kuluman bu novi. Kurang lebih dilakukannya selama 10 menit. Bu novi yang sudah terangsang itu langsung saja menindih tubuh pak dodi dengan posisi kedua paha sedikit dilebarkan mencoba memasukan memeknya ke kontol pa dodi. Setelah masuk, bu novi mulai menggoyang-goyangkan tubuhnya sesekali menghentikan goyangannya itu dan bibirnya mendekat ke bibirnya pa dodi dan saling berciuman sambil kontol pak dodi masih terus menggenjotnya.

Sementara itu di rumah pak Parno tampak setia menunggu istrinya pulang. Pikirannya merasa cemas karena sampai waktu telah menunjukan jam 5 sore, istrinya belum juga pulang. Kemudian ia mencoba mengubunginya ke ponsel istrinya itu, namun itu tidak berhasil karena rupanya hp nya sedang tidak diaktifkan. Karena khawatir terjadi sesuatu menimpa istrinya ia lantas pergi menyusul hendak meyakinkan keadaan istrinya itu. Sesampainya di sana tak tampak satu batang hidungpun, suasananya sangat sunyi sekali. “apa mereka sudah pada bubar” gumamnya dalam hati. Namun demikian ia masih penasaran dan segera menuju ruangan demi ruangan. Usahanya hampir saja sia-sia karena sudah semua ruangan diperiksanya dan masih tidak mendapatkan seseorangpun yang berada di sana. Kemudian ia hendak pergi ke ruangan yang berada di pojok dan berniat menemui pak Dirman untuk menanyakan perihal acara yang baru saja diadakan oleh istri dan ibu-ibu PKK. Setelah dekat sekali dengan ruangan tersebut dan tepat berada di depan pintu ia mendengar samara suara yang aneh di dalam ruangan tersebut. Kemudian ia berhati-hati memasang telinganya dan menempelkannya ke pintu itu, kini suaranya terdengar sangat jelas, itu adalah suara ritihan seorang perempuan namun ia tidak bisa mengenali suara siapa itu. “siapa perempuan itu, dan sedang bersama siapa di dalam sana” bathinnya. “apa itu perempuan bawaan pak Dirman, kalo iya kenapa pak Dirman berbuat seperti itu” hatinya berkecamuk menimbulkan banyak sekali pertanyaan. “apa itu istrinya pak Dirman.. bukan kan ia sudah bercerai dengan istrinya” bathinnya lagi. setelah agak lama telinganya ditempelkan ke pintu, ia tidak lagi mendengar suara-suara seperti tadi di dalam sana. Mungkin mereka menyudahinya, pikirnya. Kemudian dengan langkah hati-hati ia pergi dari tempat itu dan menyembunyikan diri untuk mengintip siapa yang akan keluar dari ruangan tersebut.

Rupanya dugaan pak Parno benar, karena di dalam sana bu Novi dan pak Dodi sudah tidak melakukannya lagi dan terlihat tengah memasangkan pakaiannya masing-masing dan merapikannya. Ketika pintu dibukakan, bukan main kagetnya pak Parno, ternyata yang keluar itu adalah istrinya sendiri bersama anak buahnya sendiri pak Dodi. Dikecupnya pipi bu noci oleh pak dodi dengan mesranya “say, kamu masih hebat tadi, kapan-kapan kita main lagi ya” pujinya. “pasti dong say, kamu juga masih hebat, masih seperti dulu” membalas pujian. Namun mereka berdua terhentak kaget mendengar teriakan yang suaranya tak jauh dari tempat mereka. “hey... biadab kalian!!” teriak pak parno. Kemudian mereka berdua menoleh kea rah suara itu dan mereka lebih dikagetkan lagi karena ternyata itu adalah pak Parno suami bu novi sendiri. Bu novi yang melihat itu adalah suaminya langsung merangkul kakinya seraya meminta maaf “pak, maafin saya, saya menyesal” pintanya. “hah minggir kamu” sambil tangannya mendorong tubuh bu novi sehingga terjatuh dan terus berjalan agak cepat menuju pak Dodi. Sementara itu pak dodi yang curiga pak parno akan melakukan sesuatu terhadapnya lengsung berlari pergi meninggalkan mereka berdua. “eh bangsat, kembali kamu!!” teriaknya sambil mencoba mengejarnya. Namun usahanya tidak berhasil karena kakinya ditahan olah kedua tangan bu novi.

Kembali tubuh bu novi didorong sehingga terjatuh lagi, kali ini pak parno meninggalkannya sendirian tanpa bicara sedikit pun. Sesampainya di rumah bu novi tampak sedang di interogasi oleh suaminya itu dengan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan. Namun dari sekian jawaban, yang membuat pak parno lebih kaget sekaligus marah dan kecewa sekali dengan istrinya itu adalah ternyata bahwa mereka melakukan perselingkuhan isn sudah dilakukannya setelah satu tahun anak pertama mereka lahir. Kini anak pertamanya sudah berumur 16 tahun. Jadi sudah kurang lebih 15 tahun istrinya diam-diam berselingkuh dengan pak Dodi.

Meskipun demikian pak Parno yang sangat mencintai istrinya itu tidak melakukan penganiayaan malah ia banyak memberikan banyak nasihat kepada istrinya itu agar nanti ketika ia hidup bersama dengan orang lain agar tidak mengulangi perbuatannya itu, ia juga tidak melarangnya untuk suatu waktu ingin menemui ke-empat anaknya. Akhirnya pak parno menceraikan istrinya dan mengembalikan kepada kedua orang tuanya. Setelah kejadian itu pak Dodi tidak pernah terlihat lagi di Kantor. Setelah enam bulan sejak ia resmi bercerai dengan istrinya, diketehui bahwa istrinya itu tidak dinikahi pak dodi yang sudah pindah ke luar kota bersama keluarganya.




Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:42 PM <$BlogIt emCommentCount$> comments