Afterseventeen.story

Saturday, December 23, 2006

Good Father

Sebagai seorang suami, Jerry (42) cukup menderita dalam urusan seksnya, bagaimana tidak semenjak Fanny (38), istrinya itu sering berpergian ke luar kota menemani atasannya untuk tugas kantor. Di saat-saat birahi seknya sedang meningkat ia hanya bisa melakukannya dengan cara mastrubasi. pernah suatu ketika ketika dirinya sedang melakukan mastrubasi di ruang keluarga dengan menonton blue film ia cukup dikagetkan dengan kedatangan Ranti (18) secara tiba-tiba.

"ih papah lg ngapain?, ko anunya di gitu-gituin"

"eh kamu" buru-buru memasukan kembali kontolnya.

Ranti kemudian pergi ke kamar hendak menggati pakaian sekolahnya.
Tanpa sepengetahuannya Jerry mengikuti dari belakang.

"ran, kamu jangan bilang sama mama kamu ya! papah tadi terpaksa, soalnya mama kamu sering ga ada di rumah"

"iya pah, ranti juga ngerti koq"

"oh iya gimana tadi ujiannya, bisa ga?"

"bisa dong pah, ranti kan belajar terus"

"baguslah kalo gitu"

"pah kalo papah merasa kesepian, trus mau gituan, ranti juga bersedia"

"tapi" tidak melanjutkan.

"ga apa-apa koq pah, ranti janji ga bilang sama mama"

Setelah mendengar ucapannya itu jerry langsung mendekati ranti dan meraih tangannya untuk diciumi.

"makasih ran, kamu memang anak papah"

Dilumatnya bibir ranti penuh gairah, rantipun membalas lumatan ayah kandungnya sendiri. setelah itu direbahkannya tubuh ranti di atas kasur dan mulai melepaskan seluruh pakaian sekolahnya serta branya, matanya agak terpejam serta rintihan kecil keluar dari mulutnya karena tidak kuasa menahan kegelian cumbuan bibir ayahnya di lehernya itu. mulutnya kini memburu kedua payudara ranti yang cukup gede untuk seusianya, sesekali digigitnya kedua putingnya bergantian dan meremas-remas oleh tangan kasar ayahnya. ranti tampak menikmati remasan di kedua payudaranya, ini benar benar pertama kalinya ia merasakan kenikmatan seperti itu.

Setelah agak lama memainkan kedua payudaranya, jerry mulai ke bawah lagi, rok warna abu-abu yang masih dikenakan rantipun segera dilucutinya, ia mulai memegang daerah kemaluannya dan menggesek-gesekannya serta menjilatinya meski masih terbungkus cd nya itu. Kali ini desahannya mulai keluar lagi dan agak keras dari yang tadi. Tak lama suara desahan itu keluar dari mulut anaknya itu, jerry mulai menanggalkan cdnya sehingga kini ia bisa melihat langsung memeknya yang tidak berjembut itu. Kemudian jerry kembali melanjutkannya, ia menjilati memeknya dan sesekali ia memasukan ketiga jarinya ke dalam lubang vagina, "akh akh mmm"

"hmm gimana ran, enak ga?" tanya jerry dengan senyum memandang wajah anaknya.

"enak pah, terusin pah!"

Kemudian sang ayahpun kembali meneruskan pekerjaannya itu. Kini jerry mulai melepaskan seluruh pakaiannya dan menyuruh ranti untuk memainkan kontolnya. Rantipun segera mendekatinya da meraih kontol ayahnya dan mulai mengocok-ngocok serta mengulumnya. "ah" erangnya "enak ran, papah suka kontol papah dikulum sama kamu, ran kontol papah gede ga?" tanyanya. "bukan gede lagi, gede pokoknya" jawabnya. Jerry tersenyum senang pujian yang diberikan anaknya itu.

"ran sekarang aja ya?, papah udah kepengen nih"

"boleh pah"

Kemudian ranti disuruh memasang posisi nungging, sementara jerry mulai memasukan kontolnya dari belakang. "aw" erangnya saat pertama kali kontol itu mulai masuk.
"Pelan-pelan aja dulu pah, ranti kan baru pertama kali ini melakukannya" pintanya.
Jerry tak menjawabnya karena ia juga tahu dan mengerti kalo memek anaknya itu masih perawan. Dengan pelan-pelan ia mulai menggenjot-genjotkan kontolnya, baru setelah agak lama genjotannya sedikit dipercepat. "akhhh akhhh sakit pah sakit" erangnya. "tenang ran, sebentar lagi pati terbiasa dan tidak sakit lagi" ujarnya.
Tidak hanya genjotannya dipercepat tapi tusukannya juga semakin dalam saja, rantipun kembali mengerang "akhhh akhhhh uh enak juga ya pah"

Setelah berjam-jam dilakukannya dengan berbagai style akhirnya merekapun menyudahinya, karena kelelahan merekapun tidur bersama sampai terbangun kembali malamnya serta melanjutkan pergumulannya di kamar mandi. Jerry tak lagi gelisah dengan masalah seksnya, karena ia kini sudah mempunyai pengganti istrinya saat ia menginginkannya, yaitu anaknya sendiri ranti. Bahkan sampai ranti sudah menikah, hal ini tidak membuat mereka berhenti malah mereka berdua bak seperti pasangan suami-istri yang baru nikah, bisa dibilang mereka melakukannya hampir tiap hari. Meski demikian mereka melakukannya dalam kesempatan yang baik, biar istri dan suami anaknya tidak mengetahui.




Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 12:44 AM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Friday, December 15, 2006

Bejatnya Istri Aparat

Nadia (27) adalah seorang perempuan yang memunyai tubuh yang langsing namun berisi juga wajahnya yang cantik membuat kagum siapa saja yang melihatnya termasuk sesama perempuan. Ditengah kesibukannya mengurus suami, yaitu Dani (33) dan juga kedua anaknya yang masih balita, ia masih sempat meluangkan waktunya melakukan aerobik untuk menjaga kebugaran dan mempertahankan bentuk tubuhnya itu supaya terlihat indah dan tampil sexy. Hal ini dilakukannya paling banyak tiga kali dalam satu minggu. Gaji suaminya sebagai polisi membuat dirinya hidup dengan pas-pasan, untuk pergi ke tempat aerobik saja ia harus menggunakan jasa taksi atau angkutan umum begitupun untuk pulangnya. Namun ia merasa senang dengan kegiatannya itu, di sana ia bisa mendapatkan banyak teman baru. Diantara kebanyakan kenalannya, hanya satu orang yang dekat dan akrab dengannya, orang itu adalah Indah (29) tahun, selain orangnya baik umur indah dengan dirinya tidak terlalu jauh, sehingga ia tidak canggung dan merasa nyambung kalo ngobrol. Karena indah juga kini ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos taksi atau angkutan umum untuk pulang ke rumah, karena indah setiap sudah aerobik selalu dijemput oleh suaminya, Hardi (35), seorang anggota DPRD di kota Sukabumi.

Kedekatannya dengan Indah juga suaminya semakin akrab saja dan membuat mereka sesekali saling berkunjung kerumahnya masing-masing dan saling mengenalkan suaminya kepada mereka. Dari kedekatan itu pula Hardi diam-diam merasa tertarik dan menyukai Nadia. Hal ini terbukti ketika ia yang sengaja datang ke tempat aerobik untuk menemui Nadia, meski istrinya tidak sedang berada di sana. “eh mas hardi, ngapain ke sini mas, kan the Indahnya tidak kemari” tanyanya yang hendak pulang itu. “anu nad, saya mau ngajak kamu makan siang, kamu mau kan?” ajaknya. “lagian kamu juga pasti belum makan” tambahnya. “gimana ya mas hardi” jawabnya pura-pura dengan keraguannya itu, padahal ia sangat mau sekali dengan ajakannya untuk makan siang. “ah pasti mas hardi mengajakku ketempat yang makanannya enak-enak dan mahal-mahal”, gumamnya dalam hati. “iya deh mas aku mau, tapi jangan lama-lama ya aku takut suamiku sudah ada di rumah menungguku” mengiyakan ajakannya. Kemudian Hardi menuntunya ke dalam mobil sedan mewahya itu. “mas, kita mau makan dimana?” Tanya nadia. “bagaimana kalo kita ke puncak, disana banyak restaurant dan pemandangan sangat bagus” jawabnya. “mmm boleh juga, tapi jam 4 sore saya harus sudah ada rumah lho mas” pintanya dan mengiyakan ajakan makan siangnya di puncak-bogor. Kemudian dilihatnya jam yang ada ditangannya itu, rupanya masih jam 10. ah cukuplah, pikir hardi.

Setelah sesampainya di sana kemudian mereka menuju restaurant yang terlihat cukup megah siap menyantap makanan yang tersedia di sana. Meja tempat mereka makan berada tepat berada di dekat seperti jendela besar yang tidak berkaca itu, sehingga mereka dapat melihat ke luar sana gedung-gedung atau rumah-rumah serta pemandangan lainnya yang cukup membuat mereka takjub dengan semua yang dilihatnya waktu itu di tambah udara di sana sangat sejuk, serasa ingin berlama-lama berada di sana. Setelah keduanya kenyang degan semua makanan tadi, kemudian Nadia menyuruh hardi untuk mengantarkan ia pulang. “mas, kita pulang yu!” ujarnya. Hardi ridak menjawabnya dan kembali menuntunnya masuk ke dalam mobil. Namun nadia merasa heran dan aneh karena mobilnya bukannya mengarah ke jalan pulang menuju sukabumi tapi malah keluar dari jalan utama dan masuk ke jalan kecil yang tampak penuh dengan rumah-rumah megah dan mewah serta bentuknya yang bagus-bagus. “lho, mas kita mau kemana sekarang, ini kan bukan menuju jalan pulang” tanyanya. “kita ke vila mas har dulu ya, soalnya udah lama saya dan istri saya ga pernah ke sini lagi, sekalian aku mau ngecek takut kenapa-kenapa dengan vila saya. Jawabnya penuh alasan. Karena mobilnya sudah menuju ke vila mas hardi, nadia terpaksa mengikuti kemauannya tanpa memprotesnya. “nah itu dia vila mas har, gimana bagus ga” tanyanya sambil tangannya menunjuk ke sebuah villa. “bagus mas, oh iya mas mas hardi sama teh indah suka ngapain kalo ke sini” balik bertanya. “mmm ya gitu deh” jawabnya. “gitu gimana” nadia pura-pura tidak mengerti. “hah udah sampai, kita masuk yu!” ajaknya setelah sampai di villa itu. “wah besar amat mas, kaya istana aja, coba aku punya rumah sebesar dan semegah ini” gumam nadia. “oh jadi kamu pingin punya rumah seperti ini ya” godanya. “iya lah mas, semua orang juga pasti pengen rumahnya sebagus ini” jawabnya kembali.
“mmm bener nih kamu mau”

“tentu dong mas, emang mas hardi mau ngasih rumah ini sama saya”

“iya tapi bukan yang ini, nanti deh saya beliin rumah kaya gini buat kamu dekat sini juga, tapi ..”

“tapi kenapa mas” sela nadia.

“tapi kamu harus menjadi istri tidak resmi mas har terus kamu juga harus mau kalo mas har kepengin gituan sama kamu, gimana?”

“ah mas hardi, ujungnya selalu ada maunya, saya sih mau aja melayani mas har kalo lagi kepengen, tapi saya minta kalo mas har bersikap biasa-biasa saja ketika saya berada dengan suami saya juga ketika ada istri mas, saya takut ketauan sama mereka”

“tenang aja nad, mas har juga ngerti, masalah waktu dan tempat kita atur lagi nanti, nah sekarang mas har lagi pengen nih, kamu mau kan ngelayanin mas sekarang”

“hue si mas bisa aja” manja sambil mencubit tangan hardi.

Akhirnya di siang bolong itu mereka melakukan pergumulan selama hampir tiga jam. “awas ya mas, kalo ga dibeliin saya laporkan ke suami saya, dia kan polisi” ancamnya dengan manja. “ngancem nih ceritanya” jawabnya sambil tersenyum kecil.
“pulang yu mas!”

“iya, udah sore nih, ntar bisa ketauan sama suami kamu lagi”

Merekapun segera kembali ke Sukabumi. Setelah itu mereka menjadi sangat sering sekali melakukannya, tentunya setiap ada kesempatan. Terkadang mereka melakukannya di rumah Nadia ketika suaminya sedang bekerja atau di rumahnya hardi atau di hotel, mobil dan tentu saja di villa yang dibelikan hardi untuk nadia. Nadia yang istri aparat itu bukannya menjaga kehormatan suamiya itu malah berhianat demi sebuah kemewahan, begitu juga dengan hardi, sebagai anggota DPRD bukannya memberikan contoh yang terpuji malah melakukan sebaliknya.




Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:52 PM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Dibalik Kesetiaan Istri Lurah

Sabtu itu sekitar jam 1, bu Novi (39) hendak meminta izin kepada suaminya pak Parno (43) untuk pergi ke Kantor Kelurahan tempat suaminya bekerja untuk menghadiri acara dengan ibu-ibu PKK kelurahan setempat. Dengan senang hati pak Parno mengizinkan istrinya itu, namun ia berpesan agar setelah selesai acaranya agar langsung pulang ke rumah. Kemudian bu Novi meraih tangan pak Parno dan menciumnya sebelum akhirnya meninggalkannya. Pak Parno merasa bangga melihat istrinya yang selalu aktif dalam setiap acara yang dilakukan oleh Keluarahan yang dipimpinnya itu. selain itu ia juga mampu memberikan pelayanan sebagai ibu rumah tangga, baik kepada dirinya maupun terhadap ke-empat anaknya, sehingga ia merasa percaya sepenuhnya kepada istrinya itu.

Sesampainya di Kantor Kelurahan bu Novi disambut oleh pak Dodi (42) salah satu pegawai staff di Kelurahan itu yang telah menunggunya dari tadi. diraihnya tangan bu Novi dan dibimbingnya menuju ruangan yang ada paling pojok. Ruangan itu adalah ruangan tempat dimana pak Dirman (53) tinggal, pak Dirman sendiri adalah salah satu pekerja/pesuruh di Kantor Kelurahan tersebut. Meski ruangan itu tidak ada apa-apanya namun memiliki kasur sekedar tempat untuk tidur dirinya, ia terpaksa tinggal di situ karena semenjak cerai dengan istrinya pak Dirman sampai saat ini tidak mampu mengontrak rumah. Kemudian pak Dodi mengeluarkan kunci dari saku celananya hendak membukakan pintu ruangan tersebut, kunci tersebut didapatkannya dari pak Dirman pada hari sebelumnya. Mereka berdua masuk dan tidak lupa menguncinya dari dalam. Sebelum mengajaknya ke kasur, pak Dodi sempat menanyakan kepada bu Novi saat dirinya masih dirumahnya. “say, tadi gimana di rumah? Suamimu curiga ga kalo kamu sebenarnya ga ada acara dengan ibu-ibu PKK?” tanyanya. “ngga, baginya aku adalah istri setia, jadi dia percaya aja kalo aku ada acara, akang tenang aja” jawabnya. “baguslah kalo gitu, kamu hebat saying” pujinya. Kemudian pa Dodi memangku tubuh bu Novi dan membawanya kemudian membaringkannya di kasur itu. Keduanya tertawa kecil penuh kemenangan, mereka tampak seperti remaja yang sedang memadu kasih, canda-tawa; manja; dan romantis berbaur menghiasi suasana saat itu. Satu demi satu pak Dodi melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan Bra dan CD nya yang berwarna putih serta melepaskan bajunya sendiri namun tidak dengan celana panjangnya. Sambil saling melumat bibirnya masing-masing, pak tangan pak Dodi memburu memeknya bu Novi yang masih terbungkus oleh cd nya itu, di usap-usap serta di gesek-geseknya tangannya di sekitar vaginanya. Dirasakannya gumpalan daging yang tebal itu oleh pak Dodi. Tubuh bu Novi sedikit menggelinjang karena merasa nikmat gesekan tangan pada kemaluannya itu.

Meski sudah beranak empat namun tubuhnya masih tampak segar, kulitnya yang putih dan mulus membuat pak Dodi semakin terangsang. Kini pak Dodi benar-benar melepaskan celana panjangya itu serta cd nya begitu juga dengan bu Novi bra dan cd nya kini sudah dilucuti oleh laki-laki perkasa itu. “say, kontolku nih, kamu ituin juga ya” suruhnya sambil memasang posisi berbaring. Bu novi tidak menjawabnya hanya tersenyum kecil karena sudah mengerti apa yang diinginkannya. Kemudian ia meraih kontol itu dengan tangan dan mulai mengulumnya. “akh” erang pak dodi sambil matanya terpejam dengan wajah seakan menatap ke langit-langit kamar itu, merasakan nikmatnya kuluman bu novi. Kurang lebih dilakukannya selama 10 menit. Bu novi yang sudah terangsang itu langsung saja menindih tubuh pak dodi dengan posisi kedua paha sedikit dilebarkan mencoba memasukan memeknya ke kontol pa dodi. Setelah masuk, bu novi mulai menggoyang-goyangkan tubuhnya sesekali menghentikan goyangannya itu dan bibirnya mendekat ke bibirnya pa dodi dan saling berciuman sambil kontol pak dodi masih terus menggenjotnya.

Sementara itu di rumah pak Parno tampak setia menunggu istrinya pulang. Pikirannya merasa cemas karena sampai waktu telah menunjukan jam 5 sore, istrinya belum juga pulang. Kemudian ia mencoba mengubunginya ke ponsel istrinya itu, namun itu tidak berhasil karena rupanya hp nya sedang tidak diaktifkan. Karena khawatir terjadi sesuatu menimpa istrinya ia lantas pergi menyusul hendak meyakinkan keadaan istrinya itu. Sesampainya di sana tak tampak satu batang hidungpun, suasananya sangat sunyi sekali. “apa mereka sudah pada bubar” gumamnya dalam hati. Namun demikian ia masih penasaran dan segera menuju ruangan demi ruangan. Usahanya hampir saja sia-sia karena sudah semua ruangan diperiksanya dan masih tidak mendapatkan seseorangpun yang berada di sana. Kemudian ia hendak pergi ke ruangan yang berada di pojok dan berniat menemui pak Dirman untuk menanyakan perihal acara yang baru saja diadakan oleh istri dan ibu-ibu PKK. Setelah dekat sekali dengan ruangan tersebut dan tepat berada di depan pintu ia mendengar samara suara yang aneh di dalam ruangan tersebut. Kemudian ia berhati-hati memasang telinganya dan menempelkannya ke pintu itu, kini suaranya terdengar sangat jelas, itu adalah suara ritihan seorang perempuan namun ia tidak bisa mengenali suara siapa itu. “siapa perempuan itu, dan sedang bersama siapa di dalam sana” bathinnya. “apa itu perempuan bawaan pak Dirman, kalo iya kenapa pak Dirman berbuat seperti itu” hatinya berkecamuk menimbulkan banyak sekali pertanyaan. “apa itu istrinya pak Dirman.. bukan kan ia sudah bercerai dengan istrinya” bathinnya lagi. setelah agak lama telinganya ditempelkan ke pintu, ia tidak lagi mendengar suara-suara seperti tadi di dalam sana. Mungkin mereka menyudahinya, pikirnya. Kemudian dengan langkah hati-hati ia pergi dari tempat itu dan menyembunyikan diri untuk mengintip siapa yang akan keluar dari ruangan tersebut.

Rupanya dugaan pak Parno benar, karena di dalam sana bu Novi dan pak Dodi sudah tidak melakukannya lagi dan terlihat tengah memasangkan pakaiannya masing-masing dan merapikannya. Ketika pintu dibukakan, bukan main kagetnya pak Parno, ternyata yang keluar itu adalah istrinya sendiri bersama anak buahnya sendiri pak Dodi. Dikecupnya pipi bu noci oleh pak dodi dengan mesranya “say, kamu masih hebat tadi, kapan-kapan kita main lagi ya” pujinya. “pasti dong say, kamu juga masih hebat, masih seperti dulu” membalas pujian. Namun mereka berdua terhentak kaget mendengar teriakan yang suaranya tak jauh dari tempat mereka. “hey... biadab kalian!!” teriak pak parno. Kemudian mereka berdua menoleh kea rah suara itu dan mereka lebih dikagetkan lagi karena ternyata itu adalah pak Parno suami bu novi sendiri. Bu novi yang melihat itu adalah suaminya langsung merangkul kakinya seraya meminta maaf “pak, maafin saya, saya menyesal” pintanya. “hah minggir kamu” sambil tangannya mendorong tubuh bu novi sehingga terjatuh dan terus berjalan agak cepat menuju pak Dodi. Sementara itu pak dodi yang curiga pak parno akan melakukan sesuatu terhadapnya lengsung berlari pergi meninggalkan mereka berdua. “eh bangsat, kembali kamu!!” teriaknya sambil mencoba mengejarnya. Namun usahanya tidak berhasil karena kakinya ditahan olah kedua tangan bu novi.

Kembali tubuh bu novi didorong sehingga terjatuh lagi, kali ini pak parno meninggalkannya sendirian tanpa bicara sedikit pun. Sesampainya di rumah bu novi tampak sedang di interogasi oleh suaminya itu dengan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan. Namun dari sekian jawaban, yang membuat pak parno lebih kaget sekaligus marah dan kecewa sekali dengan istrinya itu adalah ternyata bahwa mereka melakukan perselingkuhan isn sudah dilakukannya setelah satu tahun anak pertama mereka lahir. Kini anak pertamanya sudah berumur 16 tahun. Jadi sudah kurang lebih 15 tahun istrinya diam-diam berselingkuh dengan pak Dodi.

Meskipun demikian pak Parno yang sangat mencintai istrinya itu tidak melakukan penganiayaan malah ia banyak memberikan banyak nasihat kepada istrinya itu agar nanti ketika ia hidup bersama dengan orang lain agar tidak mengulangi perbuatannya itu, ia juga tidak melarangnya untuk suatu waktu ingin menemui ke-empat anaknya. Akhirnya pak parno menceraikan istrinya dan mengembalikan kepada kedua orang tuanya. Setelah kejadian itu pak Dodi tidak pernah terlihat lagi di Kantor. Setelah enam bulan sejak ia resmi bercerai dengan istrinya, diketehui bahwa istrinya itu tidak dinikahi pak dodi yang sudah pindah ke luar kota bersama keluarganya.




Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:42 PM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Leasing

Siang itu Debi (24) tengah kedatangan seorang pria yang setiap sebulan sekali selalu menjumpainya, pria itu adalah Abas (27). Kedatangannnya tidak lain untuk menagih angsuran untuk bulan ini atas motor yang telah diambilnya dari perusahaan leasing tempat dimana ia berkerja. Debi sendiri tidak bisa memenuhi pembayaran, karena suaminya saat itu sedang bekerja dan menyuruh abas agar datang lagi besoknya.

“baiklah, tapi besok ya mbak, soalnya tempo pembayarannya sudah lewat”

“iya mas saya sudah tau”

keesokan harinya abas pun kembali lagi ke rumah ibu muda itu untuk memenuhi permintaannya yang kemaren.

“aduh mas, baru aja suamiku pergi”

Mendengar ucapan itu, abas merasa jengkel seperti telah dipermainkannya, meski ini adalah bagian dari resiko bekerja sebagai kolektor.

“sebentar ya mas” ujarnya sambil pergi ke belakang,

“silahkan” jawabnya.

Kemudian debi kembali menghampirinya ambil menyodorkan segelas air kepada abas.
“ini mas, airnya di minum dulu”

“ya makasih mbak”

namun abas merasakan ada sesuatu yang aneh pada diri debi, sebelum pergi ke belakang ia tidak berpakaian seperti ini, kini ia tengah memakai daster warna putih yang transparan, sehingga warna bra dan cd nya dapat dilihatnya. Jelas hal ini membuat abas merasa dibingungkan, ia tidak mengertikan kenapa debi tiba-tiba berganti pakaian seperti itu, bathinnya. Kemudian debi mendekati abas yang masih terlihat sedikit kebingungan itu, di singkapkannya daster sedikit ke atas sehingga paha putihnya yang padat itu dilihatnya oleh abas, kebingungannya makin bertambah melihat tingkah debi yang semakin aneh-aneh saja. Jantungnya berdebar-debar ketika debi meraih tangan abas dan meletakannya di atas pahanya.

“udah ah mbak, lepaskan saya” katanya sambil melepaskan tangannya itu dari pahanya devi. Namun devi kembali menariknya kembali dan kali ini diletakannya di payudaranya. sambil tersenyum nakal debi memandangi wajah abas yang keliatan pucat dan sesekali terlihat abas menelan ludahnya sendiri. Melihat abas sudah mulai terangsang, kemudian debi menariknya dan membimbingnya menuju kamar. Di sana debi mulai melucuti celana dan bajunya abas dan merendahkan badannya dihadapan abas yang posisinya masih berdiri, diraihnya kontol abas dan dikocok-kocoknya sebentar lalu dikulumnya dengan penuh semangat. Abas yang sudah terlanjurpun menikmati permainan lidah dan mulut debi yang tengah memainkan kontolnya itu. “akhh” erang abas.

Kini giliran debi yang melepaskan daster serta cd dan branya sendiri, kemudian menyuruh abas untuk menjilati memeknya. dengan posisi terbaring dan kedua paha dilebarkan, abas mulai menjilati memek debi yang penuh dengan jembut itu serta sesekali menusuk-nusukan ketiga jarinya sekaligus ke lobang vaginanya.

“akkhhhh.. enak mas, terusin dong, tapi pelan-pelan dulu ya mas, masih sakit nih belum becek memeknya”

setelah mendengar perintahnya, abas kembali melanjutkan menusuk-nusukan dengan ketiga jarinya serta menjilati memek debi, kali ini memeknya sudak terasa becek sehingga ia melakukan tusukannya dengan sedikit agak cepat. “akhhhhh” rintih debi agak keras dari suara sebelumnya.

“ahhh cukup mas cukup!”

abaspun mengentikannya, kali ini bibirnya memburu kebagian atas lagi yaitu gunung kembar milik debi, disedotnya kedua putingnya secara bergantian dan terkadang diplintir-plintirnya sehingga debi merasakan geli, tubuhnya agak sedikit menggelinjang. Kemudian debi bangkit berdiri dan mendorong abas sehingga posisinya terbaring sedang debi sendiri menindih dari atas dengan kedua lutut menahan ke kasur, memeknya memburu kontol abas dan mulai memasukannya serta digoyang-goyangkannya pantatnya ke depan dan kebelakang dengan kedua tangan diletakan di samping abas. Abas sendiri tidak mau kalah oleh debi, iapun segera meremas-remas susunya yang hampir mengenai perutnya itu. setelah merasa cukup dengan posisi seperti itu kemudian abas yang sudah tidak canggung, menyuruh debi untuk menungging, dari belakang abas mulai memasukan kontolnya dan menggerakannya menusuk-nusuk memek debi. Makin lama genjotannya makin cepat saja sehingga debi tak kuasa menahan sakit namun nikmat itu “akhhh.. akhhh...”

“akhh, mbak saya mau keluar nih, gimana nih?”

“keluarinnya di dalam aja mas!”

“bener nih, kalo hamil gimana?”

“ga apa-apa, suami saya ga bakal curiga koq, dia juga sering pake saya”

Akhirnya abas mengeluarkan cairnnya di dalam memeknya debi.

“nah sekarang tagihan untuk bulan ini sudah saya bayar kan” ucapnya sambil tersenyum manja.

“iya deh, tapi untuk bulan depan gimana?, mau pake uang atau” tidak melanjutkan karena bibirnya ditahan jarinya debi.

“sssstt, mas meski bulan depan atau selanjutnya saya bayar mas dengan uang, tapi mas mau kan nemenin saya lagi”

“tenang aja mbak, saya pasti mau, saya juga mau bantu, kalo mbak tidak punya uang ntar biar saya yang bayarinnya”

tanpa diketahui oleh suaminya debi, mereka berdua melakukannya tidak hanya ketika tagiahan pembayaran cicilan motor itu jatuh tempo, namun mereka lakukan itu sedikitnya 3 sampai 5 kali dalam seminggu.


Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:36 PM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Jika Itu Yang Terbaik

Menikah karena dijodohkan orang tua memang selalu membawa keduanya merasa tidak mendapatkan kebahagiaan, hal ini dirasakannya oleh Andra (26) yang dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang perempuan bernama Kikan (20), begitu pula sebaliknya. Meski pernikahannya itu hasil dijodohkan, namun lama-kelamaan andra mulai bisa mencintai dengan sepenuh hatinya dan bisa menerima dia sebagai istrinya, tapi tidak dengan kikan, meski sudah dicobanya ia tetap saja tidak bisa mencintai andra apalagi menerima dia sebagai suaminya, ia hanya bisa berpura-pura menjadi istri yang baik ketika orang tuan andra merkunjung kerumah mereka atau ketika orang tuanya sendiri yang datang, karena hatinya telah menjadi milik orang lain yang sangat dicintainya. Andra sebenranya adalah orang yang lumayan tampan juga kaya, namun cinta kikan sudah terlanjur telah diberikannya kepada orang lain, yaitu Sogi (24). ia tidak bisa memalingkan cintanya kepada pria lain termasuk andra sendiri yang kini menjadi suaminya. Bagi kikan wajah dan juga kekayaan bukanlah jaminan untuk bisa membahagiakannya. Namun demikian, andra tetap sabar menunggunya sampai kikan benar-benar bisa mencintainya.

Ketika tidak berada dalam pengawasa kedua orang tuanya masing-masing, kikan sering mengajak Sogi kerumahnya dan memperkenalkannya kepada Andra, namun tanpa sepengetahuan andra, kikan telah berbuat lebih jauh lagi dengan sogi. Di saat-saat suaminya sedang bekerja ia selalu menyuruh sogi untuk melakukkan pergumulan atau tanpa disuruh lagi sogi yang datang memintanya. Namun lama kelamaan sepandai-pandainya mereka menyimpan rahasia akhirnya dapat tercium pula oleh andra yang dengan mata kepala sendiri ia menangkap basah keduanya tengah melakukan pergumulan, di kamar tempat ia dan istrinya tidur. Waktu itu andra sedang tidak merasa enak badan dan berniat minta izin kepada atasannya untuk pulang, setelah sesampainya ia melihat sebua mobil sedan berwarna putih terparkir di depan rumahnya itu, namun ia tidak mau dipusaingkan memikirkan yang bukan-bukan terhadap istrinya itu. karena pintu rumah tidak dikunci ia pun segera masuk, suasana di rumah sangat sepi sekali tidak ada suara sedikit pun yang terdengar olehnya, kemudian ia kembali malanjutkan langkahnya menuju kamar untuk mengganti baju lalu istirahat, ketika sudah berada di depan pintu kamarnya yang sedikit terbuka itu, bukan main kagetnya ia mendapat kan istrinya tengah berpelukan dan saling berciuman dengan seorang pria, di cermatinya laki-laki tersebut dan ternyata itu adalah sogi mantan kekasih istrinya dulu. Andra tidak berani masuk untuk menegur mereka, ia hanya bisa memperhatikan keduanya dibalik pintu saja. Dilihatnya wajah istrinya itu, terlihat sangat menikmati jilatan lidah sogi ke memek istrinya itu. tak lama setelah itu sogi menarik tubuh kikan dan memposisikannya menungging membelakanginya, dari belakang sogi mulai menempelkan kontolnya ke lobang vagina kikan dan segera menggenjot-genjotnya sambil kedua tangannya memegang pinggangnya itu. masih di balik pintu ia tidak kuasa menahan amarah karena cemburu dan merasa tidak berharga lagi sebagai suami, bagaimana tidak ia yang seharusnya menghampiri mereka untuk melakukan sesuatu, namun ia malah diam tidak berbuat sesuatu sedikitpun. Karena ia sadar bahwa istrinya masih belum bisa menerimanya sebagai suami sehingga ia membiarkan keduanya berbuat seperti itu.

Karena merasa tidak ada sesuatu yang dapat dilakukannya, akhirnya andra meninggalkan keduanya dan hendak pergi yang masih belum diketahui kemana ia akan menenangkan pikirannya itu. tidak hanya pertama kali itu saja ia menagkap basah mereka berdua, entah berapa kali andra menyaksikan istrinya dengan sogi tengah beretubuh ataupun bermesraan di rumahnya sendiri. Namun apa daya, sekali lagi ia tidak bisa berbuat sesuatu apa pun apalagi protes terhadap istrinya itu. pernah suatu ketika ia melarang istrinya untuk melakukannya lagi, namun apa jawaban yang ia dapatkan dari istrinya itu, caci maki dan hinaan yang ia dapat bahkan istrinya mengancam kalo ia melarangnya untuk tetap berhubungan dengan sogi, ia tidak akan pernah melayaninya lagi kalo lagi kepengen. Sempat terlintas dipikirannya untuk menceraikannya, namun ia tidak tahu bagaimana caranya dan bagaimana perasaan orang tuanya juga orang tua kikan nanti mendengar semua itu.

Kini ia hanya bisa menerima dan pasrah dengan keadaan seperti itu, jika memang itu jalan yang terbaik agar pernikahannya dapat bertahan, apa boleh buat ia dengan sangat berat hati menjalani hidup yang tidak sudah tidak diinginkannya itu.


Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com

baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:21 PM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Wednesday, December 13, 2006

Istri Adik Ayah

Selesai ujian akhir semester, Tora yang baru kuliah semester 3 itu mendapatkan liburan selam dua minggu. Waktu liburnya kali ini ia manfaatkan untuk berlibur ke rumah pamannya di Bandung. Pergi ke Bandung sudah dicita-citakannya sejak lama, ia ingin merasakan hidup di kota mode tersebut. Sesampainya di Bandung ia disambut hangat oleh adik ayahnya itu, om Roni dan istrinya tante Tike. Di rumah itu hanya tinggal merka berdua selain bi parti pembantunya, karenanya kedatangannya membuat mereka senang sekali karena kini suasana rumah tidak lagi sepi dan membosankan, apalagi dengan tante tike yang merasa kesepian tidak ada tempat untuk bergagi cerita dengan orang lain karena suaminya itu sering berpergian lama ke luar kota untuk urusan tugas kantor.

Suatu malam om Roni tidur lebih awal karena ia harus bangun pagi sekali untuk bersiap pergi ke luar kota, memenuhi panggilan tugas di kantornya. Di ruang tengah itu tinggal Tora dan Tante Tike. Tante tike orangnya agak cuek, terkadang ia entah sengaja atau tidak kalo duduk kadang suka sembarangan, dasternya yang pendek membuat cdnya suka keliatan dan membuat Tora suka agak sedikit salah tingkah. "tante, om Roni emang berapa lama ke luar kotanya?" tanyanya memecahkan kebisuan dirinya. "satu minggu, emang kenapa?" jawabnya. "ah gak tante cuman nanya aja" ujarnya. Setelah ditanya seperti itu oleh keponakannya itu tante Tike terlihat sedih mengingat suaminya yang sering berpergian lama membuatnya jarang sekali mendapatkan kebutuhan biologisnya, yaitu seks. "sabar tante, saya yakin om Roni juga merasakan seperti tante" pinta tora agar tidak bersedih lagi. "kalo tante gak keberatan, selama om Roni ke luar kota saya bersedia memenuhi hasrat seks tante" mencoba menawarkan diri, karena ia tahu betul apa yang sebenarnya diinginkan tantenya itu.

Perkataan tadi membuat roman mukanya kini tidak terlihat sedih lagi seperti tadi "kamu serius Tora, emang kamu mau sama tante" tanya tante tike penuh semangat. "iya tante, saya mau asal tante janji ga cerita ke orang lain termasuk om Roni dan juga keluargaku di Jakarta" menyanggupinya dengan permintaan syarat. "ya engga dong, kalo mereka dikasih tau tante juga ikut kena, makasih ya tor sebelumnya, tante sudah lama menginginkannya, abis om mu itu sibuk terus"
"Kalo begitu, kita main dimana tante" tanya tora. "mmm.. di kamar kamu aja, di sini takut om mu bangun, gimana?" "ya udah" mengiyakan ajakan tantenya itu. Kemudian mereka berdua segera menuju ke kamar. Sesampainya di kamar, tora segera membuka celana pendeknya dan menyuruh tantenya itu untuk mengulum kontolnya yang ukurannya lumayan gede dan panjang. Tante tike tampak senang sekali melakukannya, penuh gairah dan semangat, sesekali tante tike melirik nakal kepada tora yang hanya membalas dengan senyuman. "aduh enak tante, geli" erangnya. "awas entar gantian ya!" "tenang aja tante, saya pasti koq gituin juga memek tante" jawabnya agak gemetar karena merasakan nikmatnya kuluman tante tike. Setelah merasa cukup, kemudian ia menyuruh tante tike untuk berbaring di kasur, dengan posisi kedua paha ke atas tora mulai melucuti cdnya yang sudah terlihat itu dan segera menusuk-nusukan jari-jarinya ke lobang vagina tante tike serta menjilatinya dengan penuh nafsu. "akhh nek juga ya tor, tante baru ngerasain memek tante dijilati seperti ini, om mu itu gak pernah melakukan sebelumnya" Tora tidak memperdulikan ucapan tentenya itu dan kembali meneruskan tusukan dengan jari dan juga jilatannya. "terusin tor! akhhh.. akhhh" Setelah puas dengan menjilatnya kemudian tora segera pindah ke bagian atas, di remas-remasnya kedua payudara tante tika dan dimainkannya puting susunya serta menyedotnya sehingga suara desahan pun keluar dari mulutnya tante tike. "akhh geli tor, udah ah" sekali lagi tora meremas-remasnya kembali sambil mendekatkan bibirnya ke bibir tante tike, aksi saling melumatpun mereka lakukan.

Karena memek tante tike yang sudah gatal ingin segera dimasukin kontol, ia menyuruh tora untuk segera mengentotnya. "tor, tante udah kepingin nih, kamu masukin sekaran aja ya" suruhnya. tanpa menjawab tora langsung membuka pakaiaanya begitu juga dengan tante tike segera melepaskan dasternya serta BH nya. Dengan posisi yang sama, kemudian tora segera menempelkan dan memasukan kontolnya ke memek tante tike yang sudah siap menyambut, bless kontolnya kini sudah berada didalam memek tante tike "akkh.." erang tante tike saat pertama kontolnya masuk ke memeknya. Genjotan tora makin lama makin cepat saja gerakannya sehingga tante tike hampir menjerit agak keras namun masih bisa ditahannya. Rupanya tante tike sudah orgasme yang pertamakalinya, kini tora menyuruh tante tike untuk tengkurap dengan pantat agak ditunggingkan sehingga tora menggenjotnya dari belakang dengan gaya seperti orang yang sedang melakukan push-up. Meski agak lumayan menyiksanya dengan posisi seperti itu, namun tora tidak terlihat sedang mengeluh, malah genjotannya semakin keras saja menusuk-nusukan kontolnya ke memek tante tike. "tante tike sangat sedang menikmati, matanya terpejam sementara kedua tangannya tampak terlihat memegang seprei yang terlihat sudah kusut karena pegangan tangan tante tike itu. Setelah cukup lama dengan posisi itu, akahirnya sperma tora muncrat di dalam memek tante tike, begitu juga dengannya, cairan yang dikeluarkan keduanya dirasakan hangat oleh masing-masing.

"tor, makasih ya, kamu memang hebat tadi, setelah om mu udah pergi kamu mau kan melakukannya lagi?" pujinya. "tante juga hebat, tapi kita mainnya jangan di rumah terus, bosan" jawabnya. "iyadeh, kita kotel atau tempat apa aja yang kamu suka" Setelah om Roni kergi ke luar kota, merekapun melakukannya selama satu minggu penuh kadang di hotel, di rumah, bahkan di mobil mereka sendiri.


Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com

baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 1:12 AM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Monday, December 11, 2006

Di Hari HUT RI

Pada perayaan Hari kemerdekaan Indonesia yang ke 56 Beny tinggal sendirian di rumah, kedua orang tuanya dan adiknya yang baru berumur4 yahun itu pergi melihat konvoi parade yang biasa ada pada hari besar itu. Mulutnya terasa masam sehabis makan tidak merokok. Ia berniat membelinya di warung tetangga yang berada di belakang rumahnya. Setelah melihat keluar nyaris sepi tidak ada lalu-lalang orang yang biasa lewat disekitar itu, semua kaca jendela tertutup kain gorden dan warung yang tadinya hendak didatanginya tutup. "sial, apa mereka pada pergi melihat konvoi" gumamnya dalam hati. Setelah tahu tidak akan mendapatkan rokok untuk dihisep ia langsung kembali hendak masuk ke rumah. namun baru dua langkah ia berjalan terdengar suara pintu yang dibukakan dari arah rumah pemilik warung itu dan ia pun langsung menoleh "ah rupanya teh Ihat" dalam hati dengan wajah terlihat senang. "teh warungnya tutup ya?" tanyanya basa-basi. "iya ben, abis suami ama anak teteh pergi keluar, jadi ga ada yang bantuin jaganya" jawabnya. "emang ada apa ben>" lanjutnya. "oh anu teh, saya mau beli rokok, bisa ga teh?" "bisa, mau berapa?" "satu bungkus aja teh, oh iya sekalian sama kopinya!" tanpa menjawabnya lagi teh Ihat langsung masuk ke dalam segera membawakannya. "ini ben rokok sama kopinya" menyodrkannya kepada beny. beny pun langsung memberikan uangnya dan kemudian kembali masuk ke dalam rumah. namun belum sampai ia ke pintu terdengar suara teh Ihat memanggil "oh iya ben, di rumah ada siapa?" tanyanya. "ga ada siapa-siapa teh, emang kenapa teh?" "anu ben, boleh ga teteh numpang mandi, soalnya di sini lagi gak ada airnya" dengan wajah agak malu-malu. Beny terdiam sebentar seperti orang yang sedang berpikir, "ya udah, silahkan teh" wajahnya tampak senang sekali setelah diperbolehkan mandi di rumahnya. kemudian mereka pun langsung masuk. "oh iya teh, kamar mandinya di sebelah sana, lihat kan" menunjukan kamar mandinya" "oh iya, makasih ya ben" ujarnya sambil berjalan menuju kamar mandi. Dari belakang pandangan Beny mengarah ke bagian belakang tubuhnya, "gila pantatnya cakep bener" bathinnya. Pakaian yang agak ketat ditambah bodynya yang lumayan bahenol membuat beny sedikit terangsang, dirabanya kontolnya sendiri yang sudah berdiri itu.

Sebelum teh Ihat menutupkan pintu, ia sempat menoleh ke belakang dan dilihatnya Beny masih berdiri yang ia sendiripun tidak tahu sedang apa yang dilakukannya. "lho ben koq diem di situ terus?" tanyanya. "a anu teh ..." bicaranya agak terbata-bata dan tak dapat meneruskan kata-katanya, karena kaget dirinya tengah memperhatikan pemandangn yang membuatnya hampir tak sadarkan diri itu. Dengan tersenyum seperti meledek teh Ihat kemudian segera menutupkan pintunya, sedangkan Beny pergi ke ruang tengah setelah mendapatkan malu.

Setengah jam kemudian Beny yang sedang iseng-iseng menonton blue film itu terhentak kaget karena tak sadar kalo teh Ihat ternyata sudah berada di sana. "udahan mandinya teh" dengan nafas tidak teratur. "hayoh, lagi nonton apaan" godanya. "teteh ikut lihat ya ben" "sini aja teh" Kemudian teh Ihat langsung mendekat dan duduk di sebelah kiri Beny, tuuhnya berdegup kencang karena belum pernah ia duduk begitu dekatnya dengan orang dewasa yang hanya mengenakan handuk yang dililitkan ditubuhnya, posisi duduk seperti itu membuat pahanya dapat terlihat dengan jelas, kulitnya putih terlihat mulus dan kencang meski sudah punya anak dua. "ya kalo yang ini teteh juga udah nonton ben" protesnya sambil menyuruhnya untuk menggantikannya dengan film yang lain. "sial, rupanya dia demen juga ya" gumamnya dalam hati dan segera mengambilkan vcd lain. "yang ini udah belum teh?"tanyanya. "mmm kayanya belum ben, udah ini aja ben, sini kamu duduk lagi dekat teteh!" suruhnya. "Ben, gede mana susu teteh ama yang itu" sambil menunjuk ke arah wanita yang ada di film itu. Mendengar perkataan seperti itu beny malah ketawa kecil. "ih kamu malah koq ketawa sih" "lagian teteh sih nanyanya kaya gitu, mmm gede teteh lah" jawabnya. teh ihat hanya tersenyum seperti orang kegeeran. tanpa malu-malu lagi teh ihat langsung meraih tangan beny dan membimbingnya menuju susu gedenya itu. Melihat teh Ihat yang sudah horni itu beni langsung lebih mendekat dan dipangkunya tubuh teh ihat sehingga pantatnya menggencet kontolnya. dari belakang ia meneruskan meremas-remas dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya bergeriliya menuju bagian vitalnya, serta bibirnya terus mengujani lehernya. Remasan didadanya dan tudukan jari di memeknya serta jilatan di bagian leher membuat teh ihat tak mampu menahan geli sekaligus nikmat yang luar biasa sehingga desahan yang bergairah itu keluar dari mulutnya "akkhhhh..." mendengar desahan itu beny tambah bersemangat dan segera melakukannya dengan lebih gencar lagi. Agak cukup lama melakukannya, beni langsung merebahkan teh ihat di kursi sofa dan meloroti cd nya serta mulai menjilat-jilati memeknya yang sudah becek itu. desahan pun terdengar lagi. Teh ihat terlihat sedang menikmatinya kedua susunya diremas-remas sendiri dengan mata terpejam serta tubuh menggelinjang-gelinjang geli memeknya dijilatin dan ditusuk-tusuk oleh jarinya beni seperti itu.

Setelah hampir 10 menit kemudian beny segera melucuti semua pakaiannya sendiri bagitu juga dengan teh ihat, kini mereka sudah telanjang bulat. Dari belakang kontol beni sudah siap di masukan ke memeknya teh ihat yang posisinya sudah menungging dan sudah siap pula menunggu kontolnya beny. "ayo ben, teteh udah kepengen nih, masukin aja sekarang!" suruhnya. Tanpa harus dijawabnya beny pun langsung memasukan kontolnya dan mulai menusuk-susukannya. "ah, terus ben lebih dalam lagi" suruhnya kembali. kemudian beny pun menusukannya lebih dalem lagi sehingga seluruh kontolnya kini sudah masuk ke lobang memeknya teh ihat. teh ihat terus mengerang seperti orang kesakitan, namun beny tahu itu adalah ekspresi kenikmatan dan terus menusuk-nusukannya dengan lebih cepat lagi.

Setelah mereka melakukannya kurang lebih dua jam dengan posisi berganti-ganti serta berkali-kali orgasme, akahirnya mereka segera merapikan diri masing-masing dan teh Ihat dengan terburu-buru melangkahkan kakinya untuk segera keluar lewat pintu belakang, karena kedua orang tua dan adik beny sudah datang yang sejak tadi terus mengetukn-getuk pitu gerbang depan rumahnya. Itulah Petualangan seks beny untuk pertamakalinya dan tidak pernah melakukannya lagi dengan teh Ihat karena ia harus segera pergi ke luar kota untuk kembali melanjutkan kuliahya.


Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 9:38 PM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Friday, December 8, 2006

Mama Dan Anak

Sejak kepergian suaminya bu Desi harus membanting tulang untuk membiayai keperluan kedua anaknya yang masih kecil-kecil itu, Anto anaknya yang paling besar kini berusia 14 tahun sedangkan anaknya yang paling kecil intan masih berusia 5 tahun. Untungnya harta warisan mendiang suaminya lumayan banyak dan juga dari gaji pensiunannya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan anak-anaknya. Anto sebagai anaknya yang paling besar dan cukup mengerti dengan keadaann ibunya itu tentunya tidak ingin lebih merepotkannya sehingga ia mencoba bersikap sabar dan tidak bermanja-manjaan kepada ibunya. Sering ia melihat ibunya itu duduk sendirian di ruang keluarga keliatan sangat murung dan sedih seperti tengah melamunkan sesuatu, dihampirinya dengan maksud untuk menanyakannya. "bu, sudahlah, ibu ga usah terlalu dipikirkan lagi kepergian bapa, ntar ibu malah sakit lagi" ujar anaknya terhadap ibunya. kemudian ia memandang wajah anaknya yang terlihat manis itu dengan penuh arti "ya nak, ibu juga lagi berusaha ngelupain bapa mu itu" jawabnya dengan mata seperti mau menangis. Kemudian dirangkulnya anaknya itu sangat erat dan disandarkannya ke bahunya dengan tangan mengelus-elus rambut anaknya itu dengan lembut.

Anto sempat melihat wajah ibunya yang kelihatan sedih itu dilihatnya pula oleh ibunya dengan memberikan senyuman kecil. Kemudian anto memeluk ibunya itu dengan tangan melingkar ke tubuh ibunya sehingga tanganya sedikit menyuntuh payudara ibunya itu. Ibunya pun merasakan kalo kedua payudaranya itu telah tersentuh oleh anto anaknya itu, karena lama sekali mereka saling berdempetan rupanya bu desi sedikit terangsang, meski itu oleh anaknya sendiri. "anto maukan nolongin ibu?" tanyanya. Mendengar pertanyaan itu anto langsung bangkit dan melepaskan diri dari pelukan ibunya "nolongin apa bu?, katakan saja anto pasti mau nolongin ibu" jawabnya. "ibu pengen .." diam tidak melanjutkan karena takut dan ragu untuk mengatakannya kalo dirinya menginginkan anaknya itu menggauli dirinya. "pengen apa bu, katakan saja" desaknya penasaran. "tapi kamu jangan marah ya to" wajahnya sedikit agak memelas. "marah, marah kenapa bu, anto kan anak ibu, masa sih tega ga mau nolongin ibu kandungnya sendiri, emang ibu minta ditolongin apa sama anto" kemudian bu desi menceritakan perihal hasratnya untuk digauli kepada anaknya itu. mendengan perkataan itu anto langsung kaget, namun ia masih terdiam dan memikirkan keinginan ibunya itu. "tapi bu, aku kan anak kandung ibu sendiri" ujarnya memcahkan keheningan yang diciptakannya. "ibu hanya pingin to, kalo kamu ga mau juga ga apa-apa" terdiam sebentar "maafkan ibu ya to, ibu salah telah mengarakannya sama kamu" lanjutnya. Tidak tega melihat ibunya seperti itu akhirnya ia pun langsung memeluk ibunya diciuminya bibir ibunya itu penuh mesra. Melihat anaknya seperti itu kemudian bu desi semakin bersemangat dan bergairah terlihat wajahnya kini tidak tampak sedih seperti tadi. Tangan bu desi sedang mengocok kontol anaknya sedangkan anto sendiri tanpa dibimbing lagi langsung meremas-rema kedua payudara ibunya. "akkh" desahan kecil keluar dari mulut bu desi. Tidak lama setelah itu keduanya tampak terlihat sudah telanjang bulat, entah siapa yang memulainya membuka seluruh pakaiannya karena mereka sendiri tidak sadar karena terbawa oleh suasana yang mendebarkan itu. Akhirnya saat itu juga mereka melakukan hubungan yang sangat intim seperti layaknya suami istri. Anak dan ibu itu melakukan pergumulan cukup lama sekali sehingga mereka akhirnya tertidur pulas karena kecapean. Setelah ibunya itu hamil akhirnya mereka kini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat baru yang tidak diketahui oleh para teteangganya itu, karena ia takut dan malu sekali dengan tetangganya yang lain apabila melahirka anak disitu yang mana anak itu adalah anak dari benih anaknya sendiri. Setelah pindah rumah akhirnya bu desi dikaruniai seorang anak dari anto anaknya sendiri dan berniat untuk menambah lagi. Meski demikian bu desi tidak pernah menuntut materi kepada anto, sebab ia tau kalo anaknya itu masih sekolah dan berharap setelah ia dewasa dan sudah bekerja anaknya itu mau terus menemai hidupnya sampai ajal menjemputnya.



Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 3:14 AM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Thursday, December 7, 2006

Selingkuh Dengan Pembantu Sendiri

Pagi itu bangunya agak kesiangan, tidurnya nyenyak sekali akibat kecapaian setelah semalam ia melakukan pergumulan yang amat hebat dengan istrinya.. Di lihatnya ke arah samping tempat tidur, rupanya istrinya sudah tidak ada. Rima, istri arif memang adalah salah satu karyawan di perusahaan swasta di kota itu. sedangkan arif sendiri masih berstatus mahasiswa semester trerakhir. Di ambilnya handuk dan segera menuju kamar mandi. sebelum sampai ia melihat di dapur yang berdekatan dengan kamar mandi itu bi Esih sedang memasak dengan pakaian seperti kebaya dengan bawahannya kain sarung bermotif seperti batik agak sedikit ketat sehingga terlihat tonjolan pantatnya dari belakang. Tengah asiknya pemandangan tersebut, bukan maen kagetnya tiba-tiba bi Esih membalikan badannya sehingga posisinya kini berhadapan dengannya, begitupun dengan bi Esih ikut kaget melihat Arif yang tiba-tiba ada di hadapannya. "dd den arif, sedang apa?" agak sedikit terbata. "nga ngapa2in bi, saya baru mau ke kamar mandi" jawabnya. "lagi masak apa bi?" mencoba menghilangkan kecurigaan bi essih terhadapnya. "oh anu den, bibi masak sayur asam dan goreng telor kesukaan den arif" jawabnya dengan sedikit senyuman. Arif hanya tersenyum. "terusin lagi aja bi masaknya, saya mau mandi dulu" suruh arif. "iya den, silahkan"

Setelas selesai mandi ia sempat menayakan kepada bi Esih "masaknya udah beres bi?" "mmm sedikit lagi den, tinggal goreng telornya" jawabnya. "wah tinggal telornya ya bi, kebetulan saya sudah lapar" gumamnya. "tenang aja den, pokoknya sesudah den arif ganti pakaian masakannya pasti sudah beres" bi asih meyakinkannya. kemudian arif segera pergi dari dapur hendak ke kamarnya. Selesai ganti baju tanpa lama lagi ia segera menuju dapur kembali untuk menyantap makanan yang sudah dimasakan bi Esih. "benerkan den, masakannya sudah siap" ujar bi Esih. "iya bi, makasih" ucap arif dan segera menyantapnya. "enak bi, istri saya aja ga seenak ini masakannya" pujinya kepada bi Esih. bi Esih hanya tersenyum dan agak sedikit malu. "ah yang bener den, biasa aja koq bibi masaknya" "bener lho bi, pas sekali bibi masak sayur asamnya, kacangnya ga terlalu keras" pujinya lagi. "ah den arif bisa aja bikin geer bibi, oh iya den bibi tinggal dulu ya, mau mandi dulu" "oh silakan bi" jawabnya.

Sesudahnya makan ia hendak membereskan piring dan yang lainya dan berniat untuk mencucinya meskipun itu adalah pekerjaan bi Esih. belum selesai menucinya, tiba-tiba di belakang bi esih melarangnya untuk mencucikan piring yang kotor tadi. "eh den, biar bibi saja yang bersihinnya" suruhnya. "oh udah beres mandinya bi? ah gapapa koq bi sekali-kali bantuin bibi, kan bibi tadi lagi mandi" Ia seperti kebo bego, hanya memandangi tubuh pembantunya yang lumayan montok itu. meski sudah tidak muda lagi tubuh bi esih masih kencang dan mulus, hal itu diakui arif. "lho koq den arif bengong kaya gitu, kenapa den" tanya bibi pura-pura, menggodanya. dengan sedikit tersentak dan agak malu juga ia setelah ditanya begitu. kemudian arif yang sudah tidak tahan lagi segera mendekati bi esih dan mencoba meraih tubuhnya untuk dipeluk. namun bi esih melakukan sedikit perlawanan dengan mencoba menghindarnya"den jangan den jangan, bibi takut dengan non Rima" gumamnya. "ia kan sedang tidak ada, bibi ga usah takut, tenang aja ya bi" mencoba menenangkan bi esih dan kembali mencoba merangkulnya. kali ini bi esih tidak lagi terlihat menghindar. Desahan kecil terdengan dari mulut bi esih yang tidak tahan lehernya diciumi dan dijilati oleh mulut kasir majikannya itu. "aough" kemudian mulutnya perlahan menuju bibir bi esih dan dan segera menciuminya. sambil keduanya beradu bibir arif membukakan lilitan handuknya kini yang tampak adalah Bra berwarna hitam sama dengan warna CDnya, tangan kanannya mulai menggerayangi salah satu toket bi asih sesekali dimainkanya putingnya dengan diplintirnya sedangkan tangan kirinya bergeriliya di daerah vaginanya, kini bi asih melepaskan bibirnya dari arif seakan menyerah tak kuasa menahan kenikmatan semua bagian vitalnya kini diobok-obok, posisi wajahnya ke atas menatap atap langit-langit dapur sedikit menggigit bibirnya sendiri seraya mendesah "aakkhh... akkhhhh.. " "den bibi pegal nih kita pindah aja yuk ke kamar!" pinta bi esih yang merasa pegal setelah agak cukup lama dengan posisi berdiri. tak tega keluhannya kemudian arif memboyong bi esih ke kamar bi esih yang tidak jauh dari tempat semula mereka berada. kini posisi bi esih terlentang dengan kedua paha di atas, kini arif mencoba menjilati kemaluannya yang masih terbungkus CD, tampak bi esih sedang meremas-remas kedua susunya sendiri. tidak puas karena terhalang oleh CDnya itu, kemudian ia segera membukanya dan mulai kembali menjilati memek bi esih yang tidak berjembut itu dan tampak kemerah-merahan dan mulus serta putih bagian pinggir-pinggirnya. desahannya kini semakin keras saja, benar-benar tidak kuat lagi jilatan arif terhadap memeknya itu. "den, sudah den bibi ga kuat lagi, sekarang aja ya masukinnya!" kemudian arif pun segera memlucuti seluruh pakaiannya termasuk celana dan CDnya. sambil mengocok-ngocokkan kontolnya itu ia mencoba mendekatkannya ke lubang vagina bi esih serta ditempelkannya dan dimasukannya dengan didorong nya ke dalam perlahan-lahan dan seterusnya. bi esih hanya mengerang seperti kesakitan, namun dirinya tahu kalo bi esih sedang menikmatinya. tusukannya semakin dalam dan cepat saja gerakannya memajumundurkan kontolnya itu. setelah sekitar setengah jam lamanya akhirnya keduanya hampir bersamaan mengeluarkan air maninya masing-masing yang dimuntahkannya di dalam vagina bi esih. Kemudian cukup agak lama mereka berciuman dengan mesra hingga mereka terbaring dengan posisi berdekapan. Setelah agak lama mereka beristirahat kemudian mereka melakukannya lagi hingga lima kali sampai puncak kenikmatan.

Dari kejadian itu kini semakin menjadi-jadi, bisa dikatakan hampir tiap hari dilakukannya ketika istrinya tidak ada di rumah. bahkan sampai ia dan rima mempunyai dua orang anak.



Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 2:02 AM <$BlogIt emCommentCount$> comments

Mertua Tercinta

Setelah perkawinannya dengan Asri, Budi memutuskan tinggal bersama mertuanya, ibu dari istrinya Asri. hal ini merupakan keputusan dia dan istrinya yang tidak tega meninggalkan mertuanya itu yang sudah lama ditinggal suaminya. Pada mulanya hubungan antara dia dan ibu mertuanya berjalan biasa-biasa saja sebgaimana mestinya, namun hampir satu tahun usia perkawinannya hal ini menjadi berubah. Kedekatan Budi dengan mertuanya itu semakin intim saja. Hal tersebut dikarenakan Asri yang semenjak diangkat sebagai wakil direktur di kantornya disibukan dengan pekerjaanya sehing hubungan keduanya semakin renggang bahkan mereka sudah sangat jarang melakukan hubungan badan. Kesibukannya sebagai wakil direktur membuat asri sering pulang sampai larut malam sehingga ketika diajak bersetubuh oleh suaminya ia sering pula menolaknya dengan alasan lelah dan sebagainya. Oleh karenanya Budi yang hanya manusia biasa dimana kabutuhan seksnya yang tinggi merasa resah dengan keadaan seperti itu.

Jam dinding yang terpajang di ruang tengah telah menunjukan jam 8 malam, ia sedang sendiri menonton acara di televisi yang sudah membuat dirinya merasa bosan. Terlintas dipikirannya untuk menonton blue film sendirian sambil menunggu istrinya pulang. Adegan-adegan di film itu membuat dirinya sangat terangsang, sejenak ia melihat ke kiri dan kekanan untuk melihat skitarnya, dan setelah dirasanya aman kemudian ia membuka celananya dan memulai mengocok-ngocok kontolnya sendiri yang sudah menegang sejak dari tadi. Matanya sesekali terpejam tanpa mengentikan kocokannya, membayangkan dirinya seolah telah melakukan pergumulan dengan istrinya. Tiba-tiba ia sangat kaget dan tersentak oleh suara yang sudah tidak asing itu. "nak budi, sedang ngapain?" ditolehnya ke arah suara itu dan ternyata mertuanya sendiri ibu Rida, dengan panik kemudian ia berhenti mengocok dan langsung memakai celananya kembali. "ibu, a anu.." tidak melanjutkan bicaranya karena panik dan kebingungan, mukanya merah padam perbuatannya tadi diketahui oleh mertuanya. Kemudian bu Rida coba mendekatinya dan duduk disamping tepat sebelah kanan menantunya itu. "ibu ngerti koq nak budi, memang istrimu itu beberapa bulan terakhir ini sering pulang larut malam sehingga ga bisa melayani kebutuhan kamu" ujar mertuanya mencoba mengertikan keadaanya. "iya bu, tadi saya terpaksa melakukannya, tapi ibu jangan cerita siapa-siapa ya bu!" pintanya. bu Rida tidak menjawabnya dan hanya mengangguk. Prihatin dengan keadaan menantunya itu kemudian ia bergeser posisinya sehingga tubuh mereka sekarang dekat dan sedikit bersentuhan, diraihnya tangan budi oleh tangan kanannya bu Rida sedang tangan kirinya mengelus-elus rambutnya. "sabar ya nak budi!, kalo na budi menghendakinya dan suka, ibu rela koq" ujarnya sambil mengelus-elusnya. "ta tapi bu" aga terbata-bata menjawabnya, karena kaget juga ia mendengar perkatan itu keluar dari mulut seorang ibu yang mertuanya sendiri. Jantungnya berdetak sangant kencang seakan meledak tak tahan menahan gejolak yang ditimbulkan oleh keadaan seperti itu. Karena sudah mendapatkan lampu hijau dari mertuanya itu ia langsung mendekatkan wajahnya ke mukanya sehingga kini mereka berhadapan cukup dekat sekali, agak sedikit ragu-ragu namun akhirnya ia mencoba melumat bibirnya dengan pelan dan sesekali diciumi serta dijilatinya lehernya sehingga terdengar pelan suara desahan yang keluar dari mulut bu Rida. Setelah agak cukup lama menjilatinya di daerah leher kemudian dibaringkannya bu Rida di kursi sofa itu dan ditindihnya serta mencoba melucuti daster tipis yang dikenakannya, kini yang terlihat hanya bra dan cd nya yang berwarna putih. Sekali lagi mereka berciuman kembali dan berlanjut ke bagian bawahnya, di remas-remasnya kedua susu itu oleh kedua tanganya, sesekali di mainkannya putingnya serta disedotnya oleh bibirnya itu. "akhhh... geli bud geli" gumamnya yang terlihat sedang menikmati kedua susunya dimainkan seperti itu. Mata budi sekarang tertuju ke bagian lebih bawah lagi, pandangannya cukup tajam ke arah vaginanya yang masih terbungkus oleh cdnya itu. kemudian dimainkannya vaginan bu rida dengan jari nakan menantunya itu, gesekan-gesekan dan tusukan-tusukan meski masih terbalut itu membuat bu rida mengerang cukup keras, tak kuasa menahannya. Gejolak tersebut membuat keduanya sudah tidak tahan lagi dan masing-masig mulai melucuti pakaiannya sendiri, dengan posisi yang tidak berubah budi mencoba membimbing kontolnya dan memasukannya ke lobang vagina bu rida yang sudah tidak perawan itu, meski demikian lobangnya masih rapat, hal ini terlihat ketika kontol yang cukup gede itu agak sedikit susah masuknya ketika dimasukan. "bentar bud, ibu sakit" bu rida mengeluh. melihat ibu kesakitan karena kotolnya susah dimasukin ia segera mencabut kembali kontolnya yang hanya masuk sedikit saja. Kemudian ia mencoba memasukannya kembali dan akhirnya sekarang tidak ada suara rintihan dari bu rida, kali ini kontolnya sudah menancap masuk ke dalam, budi kemudian menggenjot-genjotnya agak cepat sehingga tubuh bu rida pun terlihat ikut bergoyang. "aughh... akhhh... " hanya itu yang terdengar dari mulutnya bu rida. "terus bud! jangan berhenti, enak sekali" suruh bu rida. Agak lama mereka melakukan dengan posisi itu sampai akhirnya mereka mengganti posisi. posisi bu rida menungging membelakanginya dan kembali mengerang merasakan mikmatnya digenjot dari belakang. Setelah mereka melakukannya hampir kurang lebih satu jam dengan berganti-ganti posisi, akhirnya mereka sudah tidak tahan lagi ingin mengeluarkan sesuatu. "bu, saya udah ga tahan lagi nih, dikeluarinnya di dalam apa di luar?" tanyanya pada mertuanya itu. "iya bud, kayanya ibu juga mau keluar, di dalam aja, lagian ibu ga bakalan hamil koq" jawabnya. Crot.. crot... masing-masingmerasakan kehangatan cairan yang mereka keluarkan itu. Sebentar keduanya membaringkan diri kelelahan dengan posisi budi memeluknya erat penuh kasih sayang tubuh mertuanya. Sebelum menyudahi semuanya kembali mereka berciuman dengan mesranya sampai akhirnya mereka membereskan diri masing-masing serta membubarkan diri karena takut istrinya keburu datang.


Sumber : Fantasiku
Email : after_seventeen_story@yahoo.com
baca lengkapnya
posted by Afterseventeen.Story at 1:45 AM <$BlogIt emCommentCount$> comments